biogeografi
Biogeografi adalah
ilmu yang mempelajari tentang penyebaran organisme di muka bumi.
Organisme yang dipelajari mencakup organisme yang masih hidup dan
organisme yang sudah punah.
Dalam
biogeografi dipelajari bahwa penyebaran organisme dari suatu tempat ke
tempat lainnya melintasi berbagai faktor penghalang. Faktor-faktor
penghalang ini menjadi pengendali penyebaran organisme. Faktor
penghalang yang utama adalah iklim dan topografi. Selain itu, faktor
penghalang reproduksi dan endemisme menjadi pengendali penyebaran
organisme.
Studi
tentang penyebarn spesies menunjukkan, spesies-spesies berasal dari
suatu tempat, namun selanjutnya menyebar ke berbagai daerah. Organisme
tersebut kemudian mengadakan diferensiasi menjadi subspesies baru dan
spesies yang cocok terhadap daerah yang ditempatinya.
Akibat
dari hal tersebut di atas maka di permukaan bumi ini terbentuk
kelompok-kelompok hewan dan tumbuhan yang menempati daerah yang
berbeda-beda. Luas daerah yang dapat ditempati tumbuhan maupun hewan,
berkaitan dengan kesempatan dan kemampuan mengadakan penyebaran.
Biogeografi mempelajari penyebaran hewan maupun tumbuhan di permukaan
bumi. Ilmu yang mempelajari peyebaran hewan di permukaan bumi disebut zoogeografi.
Penyebaran
hewan berdasarkan luas cakupannya dapat dibedakan menjadi cakupan
geografis, cakupan geologis, dan cakupan ekologis. Cakupan geografis
yaitu daerah penyebarannya meliputi daratan dan sistem perairan. Cakupan
geologis, yaitu keadaan daratan dan lautan di masa lampau. Cakupan
ekologis adalah daerah penyebarannya dengan kondisi lingkungan yang
sesuai.
Persebaran organisme di bumi dipengaruhi oleh beberapa Faktor sebagai berikut:
1) Lingkungan
Dua faktor lingkungan utama yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup adalah faktor
fisik (abiotik) adalah iklim (suhu, kelembaban udara, angin), air,
tanah, dan ketinggian permukaan bumi, dan yang termasuk faktor non fisik
(biotik) adalah manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
a) Faktor Abiotik
Iklim
Faktor iklim termasuk di dalamnya keadaan suhu, kelembaban udara dan angin sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan setiap makhluk
di dunia. Faktor suhu udara berpengaruh terhadap berlangsungnya proses
pertumbuhan fisik tumbuhan. Sinar matahari sangat diperlukan bagi
tumbuhan hijau untuk proses fotosintesa. Kelembaban udara berpengaruh
pula terhadap pertumbuhan fisik tumbuhan. Sedangkan angin berguna untuk
proses penyerbukan. iklim yang berbeda-beda pada suatu wilayah
menyebabkan jenis tumbuhan maupun hewannya juga berbeda. Contohnya :
Tanaman di daerah tropis, banyak jenisnya, subur dan selalu hijau
sepanjang tahun karena bermodalkan curah hujan yang tinggi dan cukup
sinar matahari. berbeda dengan tanaman yang berada di daerah tundra.
v Keadaan tanah
Perbedaaan
jenis tanah, seperti pasir, aluvial, dan kapur serta jumlah zat mineral
yang terkandung dalam humus mempengaruhi jenis tanaman yang tumbuh.
Keadaan tekstur tanah berpengaruh pada daya serap tanah terhadap air.
Suhu tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan akar serta kondisi air di
dalam tanah. Di daerah tropis akan hidup berbagai jenis tumbuhan,
sedangkan di daerah gurun atau bersalju hanya akan hidup tumbuhan
tertentu. Tumbuhan kaktus salah satu tumbuhan yang mampu beradaptasi
dengan kondisi iklim dan keadaan tanah di gurun pasir. Perbedaan jenis
tanah menyebabkan perbedaan jenis dan keanekaragaman tumbuhan yang dapat
hidup di suatu wilayah. Contohnya: di Nusa Tenggara jenis hutannya
adalah Sabana karena tanahnya yang kurang subur.
v Air
Air
mempunyai peranan yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan karena dapat
melarutkan dan membawa makanan yang diperlukan bagi tumbuhan dari dalam
tanah. Adanya air tergantung dari curah hujan dan curah hujan sangat
tergantung dari iklim di daerah yang bersangkutan. Keadaan tekstur tanah
berpengaruh pada daya serap tanah terhadap air. Suhu tanah berpengaruh
terhadap pertumbuhan akar serta kondisi air di dalam tanah. Jenis flora
di suatu wilayah sangat berpengaruh pada banyaknya curah hujan di
wilayah tersebut. Flora di daerah yang kurang curah hujannya
keanekaragaman tumbuhannya kurang dibandingkan dengan flora di daerah
yang banyak curah hujannya. Contohnya: di daerah gurun, hanya sedikit
tumbuhan yang dapat hidup, contohnya adalah pohon Kaktus dan tanaman
semak berdaun keras. Di daerah tropis banyak hutan lebat, pohonnya
tinggi-tingi dan daunnya selalu hijau.
v Tinggi Rendah Permukaan Bumi
Permukaan
bumi terdiri dari berbagai macam relief, seperti pegunungan, dataran
rendah, perbukitan dan daerah pantai. Perbedaan tinggi-rendah permukaan
bumi mengakibatkan variasi suhu udara. Variasi suhu udara mempengaruhi
keanekaragaman tumbuhan. Hutan yang terdapat di daerah pegunungan banyak
dipengaruhi oleh ketinggian tempat. Faktor ketinggian permukaan bumi
umumnya dilihat dari ketinggiannya dari permukaan laut . Semakin tinggi
suatu daerah semakin dingin suhu di daerah tersebut. Demikian juga
sebaliknya bila lebih rendah berarti suhu udara di daerah tersebut lebih
panas. Oleh sebab itu ketinggian permukaan bumi besar pengaruhnya
terhadap jenis dan persebaran tumbuhan. Daerah yang suhu udaranya
lembab, basah di daerah tropis, tanamannya lebih subur dari pada daerah
yang suhunya panas dan kering.
b) Faktor Biotik (Makhluk Hidup)
Makhluk
hidup seperti manusia, hewan dan tumbuhan memiliki pengaruh yang cukup
besar dalam persebaran tumbuhan. Terutama manusia dengan ilmu dan
teknologi yang dimilikinya dapat melakukan persebaran tumbuhan dengan
cepat dan mudah. Hutan kota merupakan jenis hutan yang lebih banyak
dipengaruhi oleh faktor biotik, terutama manusia. Manusia juga mampu
mempengaruhi kehidupan fauna di suatu tempat dengan melakukan
perlindungan atau perburuan binatang. Hal ini menunjukan bahwa faktor
manusia berpengaruh terhadap kehidupan flora dan fauna di dunia ini.
Contohnya: daerah hutan diubah menjadi daerah pertanian, perkebunan atau
perumahan dengan melakukan penebangan, reboisasi,atau pemupukan.
Selain itu faktor hewan juga memiliki peranan terhadap penyebaran
tumbuhan flora. Peranan faktor tumbuh-tumbuhan adalah untuk menyuburkan
tanah. Tanah yang subur memungkinkan terjadi perkembangan kehidupan
tumbuh-tumbuhan dan juga mempengaruhi kehidupan faunanya. hewan juga
memiliki peranan terhadap penyebaran tumbuhan flora. contohnya: serangga
dalam proses penyerbukan, kelelawar, burung, tupai membantu dalam
penyebaran biji tumbuhan. Peranan faktor tumbuh-tumbuhan adalah untuk
menyuburkan tanah. Tanah yang subur memungkinkan terjadi perkembangan
kehidupan tumbuh-tumbuhan dan juga mempengaruhi kehidupan faunanya.
2) Sejarah geologi
Kira-kira 200 juta tahun yang lalu, yaitu pada periode jurasik awal, benua-benua utama bersatu dalam superbenua (supercontinent) yang disebutPangaea.
Hipotesis ini disampaikan seorang ilmuwan Jerman. Alfred Weneger pada
tahun 1915. hipotesis ini disampaikan lewat bukunya yang berjudul Asal-usul Benua-benua dan Lautan.
Pada awal tahun 1960-an, bukti-bukti mengenai pergerakan/pergeseran benua (continental drift)
berhasil ditemukan. Benua-benua yang tergabung dalam Pangea mulai
memisah secara bertahap. Terbukanya laut Atlantik Selatan dimulai
kira-kira 125-130 juta tahun lalu, sehingga Afrika dan Amerika Selatan
bersatu secara langsung. Namun, Amerika Selatan juga telah bergerak
perlahan ke Amerika Barat dan keduanya dihubungkan tanah genting Panama.
Ini terjadi kira-kira 3,6 juta tahun yang lalu. Saat “jembatan” Panama
terbentuk secara sempurna, beberapa hewan dan tumbuhan dari Amerika
Selatan termasuk Oposum dan Armadillo bermigrasi ke Amerika Barat. Pada
saat yang bersamaan beberapa hewn dan tumbuhan dari Amerika Barat
seperti oak, hewan rusa, dan beruang bermigrasi ke Amerika Selatan. Jadi
perubahan posisi baik dalam skala besar maupun kecil berpengaruh besar
dalam pola distribusi organisme, seperti yang kita saksikan saat ini.
Contoh lain adalah burung-burung yang tidak dapat terbang, misalnya
ostriks, rhea, emu, kasuari dan kiwi terlihat memiliki divergensi
percabangan sangat awal dalam perjalanan evolusi dari semua kelompok
burung lainnya. Akibatnya terjadilah subspesies tadi. Australia
adalah contoh yang sesuai untuk mengetahui bagaimana gerakan
benua-benua memengaruhi sifat dan distribusi organisme. Sampai kira-kira
53 juta tahun lalu, Australia dihubungkan dengan Antartika. Hewan khas
Australi, yaitu mamalia berkantung (marsupialia), yang ada pula meski
sedikit di Amerika Selatan, secara nyata terlihat sudah bergerak di
antara kedua benua ini lewat Antartika.
3) Penghambat Fisik
Faktor penghambat fisik disebut juga penghalang geografi atau barrier (isolasi geografi) seperti daratan (land barrier), perairan (water barrier), dan penggentingan daratan (isthmus).
Contohnya adalah: gunung yang tinggi, padang pasir, sungai atau lautan
membatasi penyebaran dan kompetisi dari suatu spesies. Contoh kasusnya
adalah terjadinya subspesies burung finch di kepulauan Galapagos akibat
isolasi geografis. Di kepulauan tersebut, Charles Darwin menemukan 14
spesies burung finch yang diduga berasal dari satu jenis burung finch
dari Amerika Selatan. Perbedaan burung finch tersebut akibat keadaan
lingkungan yang berbeda. Perbedaannya terletak pada ukuran dan bentuk
paruhnya. Perbedaan ini ada hubungannya dengan jenis makanan.
Kita
mengetahui bahwa makhluk hidup itu berkembangbiak, misalnya bagi
makhluk yang hidup di daratan, air merupakan hambatan (water barrier)
sedangkan sebaliknya bagi makhluk air, daratan merupakan hambatan (land
barrier). Daratan yang sempit juga dapat menjadi hambatan, misalnya
Costarica di Amerika Tengah merupakan hambatan berupa filter atau
saringan Persebaran makhluk daratan Amerika Utara dan Amerika Selatan.
Selat Panama merupakan filter makhluk hidup di Samudra Atlantik dan
Pasifik. Sebaliknya, kepulauan dapat menjadi jembatan penyebrangan
antara Eurasia dan Australia.
Penyebaran
hewan dari protozoa sampai mamalia sebagian terjadi secara dinamis.
Penyebaran secara dinamis artinya hewan melakukan penyebaran oleh
dirinya sendiri. Faktor luar yang mempengaruhi penyebaran hewan maupun
tumbuhan dan biasanya menghambat dinamakan “barier” atau “sawar”. Sawar ini dapat dibedakan menjadi sawar fisik, sawar iklim, dan sawar biologis.
Sawar
fisik air menjadi penghambat penyebaran hewan darat dan sebaliknya
sawar fisik darat menjadi penghambat penyebaran hewan air. Misalnya
katak tidak apat hidup pada air asin. Jadi salinitas merupakan
penghambat bagi penyebaran hewan katak. Adapun luas benua menjadi
hambatan bagi penyebaran hewan air.
Sawar
iklim seperti temperatur rata-rata, musim, kelembapan, kuat lemahnya
penyinaran serta lamanya peyinaran sinar matahari. Sedangkan sawar
biologis adalah tidak adanya makanan, adanya predator, competitor,
pesaing atau adanya penyakit. Penyebaran suatu jenis serangga dibatasi
penyebarannya oleh jenis tanaman sebagai makanan, tempat berlindung, dan
tempat untuk reproduksi. Pada kenyataannya, ketiga jenis sawar tersebut
bekerja secara terpadu untuk mempengaruhi atau menghambat penyebaran
suatu biota. Hal lain yang dapat menghambat penyebaran biota adalah
rendahnya toleransi terhadap kondisi faktor lingkungan yang maksimum
atau minimum. Hukum toleransi minimum Liebig yang menyatakan bahwa
ketahanan makhluk hidup disebabkan oleh adanya faktor esensil tetapi
berada dalam kondisi yang minimum dan individu tersebut memiliki daya
toleransi yang rendah untuk dapat beradaptasi. Bintang laut hidup pada
berbagai kadar garam tetapi bintang laut hanya dapat berkembangbiak pada
air yang kadar garamnya sangat rendah.
Tiga
faktor inilah yang menentukan adanya variabilitas biogeografi, namun
tentunya ada faktor lain yang menentukan variabilitas yaitu variasi
genetic hasil perkawinan dan mutasi genetic.
sumber : http://carlz185fr.wordpress.com/2013/05/08/penyebaran-makhluk-hidup/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar